DISKLESS KOMPUTER
Pengertian
Diskless
Diskless
komputer merupakan seperangkat komputer yang tidak memiliki komponen harddisk
atau disket untuk beroperasi.
Mungkin banyak yang heran. Bagaimana mungkin sebuah komputer bisa beroperasi
tanpa adanya komponen penyimpan data seperti harddisk atau disket. Bagaimana
bisa melakukan operasi booting kalau tidak ada harddisk atau disket.
Bagi anda yg belum mengetahui, proses booting
(Startup) komputer dapat dilakukan tanpa adanya harddisk atau disket. Proses
booting menggunakan Boot ROM yang ada pada LAN Card (kartu jaringan) komputer .
Tidak semua LAN Card mensupport Boot ROM. Biasanya LAN Card yang mensupport
Boot ROM lebih mahal harganya. Bila LAN Card yang memiliki Boot ROM telah
dipasang pada komputer biasanya akan terlihat message yang menginformasikan
apakah booting akan dilakukan via LAN Card .
Mungkin ada pertanyaan yg masih membingungkan yaitu
proses booting komputer itu adalah proses yg sangat kompleks yang melibatkan
Operating System (Windows, Linux).Dimana Operationg System itu jelas jelas
membutuhkan Disk Space yang besar. Sementara Sistem komputer Diskless tidak
memiliki harddisk ataupun disket. Bagaimana mungkin bisa terjadi proses booting
komputer ?
Sistem operasi yang akan dilakukan utk proses booting
memang tidak berada pada diskless komputer tetapi disimpan di komputer lain
(Server) . Sistem operasi ini ada yg tersimpan dalam bentuk image file . Yaitu
1 file image yang akan ditransfer dari server ke diskless komputer. Dimana file
ini akan diproses dan diloading ke memory . Saat aktif di memory, file ini akan
dieksekusi saat proses booting. Biasanya metode ini menggunakan sistem operasi
misal DOS , Linux (Text based). Pembuatan file image sangat sederhana yaitu
anda menggunakan tool yang akan mengcapture disk booting misal DOS menjadi 1
file image.Dengan proses diatas komputer diskless seakan akan booting dengan
system operasi DOS tanpa menggunakan harddisk.
Ada metode lain yang lebih canggih menggunakan konsep
TERMINAL SERVER dimana komputer diskless akan booting dan user dapat
menggunakan sistem operasi canggih seperti Windows atau Linux GUI.Proses kerja
hampir mirip dengan proses menggunakan image file. Tapi image file yang
digunakan bukanlah image file DOS melainkan image file aplikasi client terminal
server.
Saat aplikasi client terminal server telah aktif di komputer diskless maka user
dapat login ke terminal server. Dan mengakses resource yanga ada diterminal
server.Tampilan yang ada di komputer user telah lengkap dengan menu seperti
desktop dan aplikasi lain yang telah terinstall di terminal server.
v Pengertian
diskless adalah mengizinkan client yang tidak dilengkapi dengan media penyimpan
seperti harddisk, disket, CDROM dan sebagainya untuk dapat mengaktifkan system
operasi dalam hal ini adalah Linux. Proses diskless akan membantu komputer
client untuk dapat mengaktifkan system operasi tersebut dengan mengesekusi file
kernel di sisi komputer client. Setelah proses diskless selesai, dilanjutkan
akses melalui jaringan untuk mengeksekusi X-Server di sisi komputer client,
sehingga komputer client dapat mengakses aplikasi diskless.
v Proses
tersebut memungkinkan komputer lama seperti komputer 486 yang mempunyai RAM 8
MB menggunakan diskless dapat menjalankan kernel dan mengeksekusi X-Server.
Setelah proses ekseskusi X-Server berhasil, proses dialihkan ke client XDM pada
komputer client dengan konfigurasi yang tinggi. Proses yang telah diarahkan
tersebut seolah-olah berjalan di komputer client dengan kecepatan yang tinggi.
Sebenarnya, proses tersebut terjadi di server sedangkan outputnya di client.
v Cara Kerja Diskless
Bila
suatu PC akan dihubungkan ke suatu jaringan (network) maka terdapat beberapa
syarat yang harus dipenuhi, antara lain:
1. Memiliki
Network Card
2. Memiliki
identitas (dalam hal ini nomor IP)
3. Operating
System Image
4. Filesystem
yang bekerja
Untuk
mempermudah istilah maka beberapa singkatan akan dipergunakan:
WS = Work Station
SV = Server
HWA = Hardware Address
IPA = IP Address
NA = Network Address
BC = Broadcast Address
SN = SubNet
Suatu komputer yang mempunyai network
card pada saat terhubung kesuatu jaringan lokal akan melakukan suatu proses
pertukaran data yang rumit dengan komputer lain, baik secara langsung ataupun
melalui suatu server perantara, akan tetapi karena dilakukan dengan cepat maka
pertukaran ini tidak terlihat kecuali pada saat suatu jaringan mengalami lalu
lintas data yang sangat padat diluar batas kemampuan peralatan maka akan
terdapat delay yang cukup tinggi untuk disadari.
Lalu bagaimana masing-masing komputer
mengenali identitas satu dengan yang lain dalam suatu network ? Jawabnya adalah
setiap network card mempunyai identitas yang khas berupa bilangan 48 bit dengan
penulisan berupa 6 blok bilangan hexa yang dipisahkan oleh colon atau tanda
":" dan masing-masing blok terdiri dari 2 digit, misalnya:
00:60:67:73:E7:82 dan ini bersifat unik serta berlaku secara global diseluruh
dunia sebab masing-masing pembuat networkcard ataupun perangkat network lainnya
telah menetapkan suatu blok address untuk produk-produk mereka. Address ini
sangatlah penting karena merupakan identitas dasar suatu PC dalam suatu
jaringan dikenal sebagai Hardware Address.
Protocol yang digunakan dalam
menyediakan dan menterjemahkan HWA ke IPA disebut boot protocol (BOOTP) dan
Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), biasanya apa yang berjalan di bootp
juga berjalan di dhcp sebab dhcp merupakan pengembangan dari bootp. Secara umum
DHCP dan BOOTP mengenal dan dapat bekerja dengan berbagai HWA akan tetapi
hampir semua dan merata menggunakannya untuk penerjemahan HWA pada peralatan
ethernet termasuk networkcard.
Dapat digambarkan bahwa komunikasi yang
terjadi antara dua (2) PC yang terhubung melalui network card akan seperti ini:
WS: Halo saya adalah 00:60:67:73:E7:82 secara berkala dan demikian
juga PC lain yang terhubung dan akan tetap begitu sampai ada suatu aturan yang
membuat hubungan menjadi lebih spesifik.
Karena
metode yang akan dipakai adalah netboot untuk mencapai suatu bentuk diskless
maka WS dianggap tidak mempunyai identitas lainnya kecuali HWA maka IPA didapat
melalui server yang menjalankan BOOTP atau DHCP, berarti keduanya harus
mempunyai suatu database yang berisi daftar nomor IP yang akan diberikan untuk
masing-masing WS yang terhubung, dan meminta identitas IP, maka komunikasinya
akan lebih lengkap lagi:
WS:
Halo server saya adalah
00:60:67:73:E7:82, tolong beri saya nomor IP.
Maka DHCP akan mencari dalam database
serta membuat daftar IP terpakai berikut jangka waktu pemakaiannya. Sehingga
bila suatu nomor IP yang mempunyai pasangan HWA tertentu serta jangka waktu
pemakaiannya belum habis atau sedang terpakai maka IP tersebut tidak dapat
digunakan sampai jangka waktu pemakaiannya habis, maka IP yang baru akan
dipasangkan kepada HWA yang meminta berikutnya. Demikianlah proses pada server
dimana akan terbentuk dua buah database, satu adalah konfigurasi dan yang lain
adalah daftar IP terpakai berikut kontraknya.
Setelah nomor IP didapat maka WS harus
melakukan download Operating System agar dapat mengaktifkan seluruh perangkat
keras yang dimiliki serta proses-proses lainnya. Untuk keperluan ini terdapat
suatu protokol transfer yang disebut Trivial File Transfer Protocol (TFTP)
sebagai bentuk yang lebih kecil dan simpel dari File Transfer Protocol (FTP)
dimana perbedaan yang paling mendasar adalah TFTP menggunakan UDP (User
Datagram Protocol) yang bekerja secara blok per blok dan tanpa autentikasi
sedang FTP menggunakan TCP (Transmission Control Protocol) yang bekerja secara
stream serta lebih rumit dibanding TFTP. Dengan lebih simpelnya TFTP maka
ukuran nya cukup kecil untuk ikut masuk kedalam ROM. Mekanismenya akan bekerja
seperti ini: WS: Berikan saya
vmlinuz blok-1
Server: Nih vmlinuz blok-1
WS: Berikan saya vmlinuz blok-2
Server: Nih vmlinuz blok-2
Dan seterusnya sampai selesai.
Setelah selesai proses download diatas,
akhirnya WS memerlukan root file system untuk menjalankan Operating System dan
bagi platform Linux atau Unix lainnya maka protocol yang lazim dipakai adalah
NFS (Network File System) dan tidak tertutup kemungkinan menggunakan protocol
lain selain NFS. Dalam hal ini NFS tidak perlu disimpan dalam ROM, cukup berupa
bagian Operating System yang telah didownload akan tetapi harus dapat bekerja
terhadap file system yang ada.
Dengan kata lain Operating System yang
didownload, filesystem serta protocol yang bekerja haruslah dari sumber yang
seragam versinya sehingga dapat bekerja sama satu dengan yang lainnya. Agar NFS
dapat berlangsung dengan baik maka konfigurasi NFS pun harus dilakukan dengan
baik agar segala sesuatu yang diperlukan WS dapat terpenuhi. Demikianlah
gambaran cara kerja suatu sistem diskless, dimana proses boot dilakukan melalui
network dengan bantuan ethernet card yang dilengkapi dengan ROM Chip.
v Jaringan Diskless
Jaringan diskless
adalah sebuah jaringan yang menggunakan satu server atau lebih untuk melayani
workstation untuk melakukan komputasi di mana umumnya mereka berspesifikasi
rendah dan tidak mempunyai tempat penyimpanan (disk). Semua proses yang dijalankan oleh workstation dikerjakan
oleh server diskless,workstation hanya menampilkan hasil (terminal).
Cara ini dilakukan
untuk memanfaatkan mesin-mesin lama berspesifikasi rendah yang dapat digunakan
untuk mengakses server diskless yang
berspesifikasi tinggi sehingga diharapkan masingmasing workstation tersebut
dapat melakukan komputasi setara dengan server.
Proyek
open-source yang berhubungan
dengan jaringan tipeini adalah Linux Terminal Server Project (LTSP) dan
K12LTSP.LTSP adalah sebuah proyek yang menyediakan paket-paket untuk penggunaan
diskless secara cepat, mudah, dilengkapi dengan aplikasi tambahan serta
dokumentasi yang lengkap.K12LTSP adalah sebuah distribusi GNU/Linux yang
bertujuan untuk menyediakan semua yang diperlukan oleh server LTSP sehingga
diharapkan ketika menginstal distro ini server diskless akan langsung bekerja dengan sedikit bahkan tanpa
konfigurasi.
Penulis
pernah melakukan pembuatan jaringan diskless
untuk laboratorium komputer dengan server Pentium IV 1,8 Ghz, RAM 512
MB, workstation berjumlah 16 buah dengan spesifikasi Pentium I 100/133, RAM
8/16MB dan jaringan ini berjalan dengan baik.
v Cara Kerja
Jaringan Diskless.
1. Booting
melalui Jaringan
Booting melalui jaringan merupakan konsep lama, ide
dasarnya adalah komputer client dengan kode booting seperti BOOTP atau DHCP
dalam memory non-volatile (ROM)
chips mendapatkan system seperti file root server dalam suatu jaringan ketika
komputer client tidak dilengkapi dengan media penyimpanan. Misalnya harddisk.
2. Teori Sistem
Diskless
Dalam suatu jaringan, setiap komputer yang terhubung dengan komputer
lainnya akan melakukan proses pertukaran data yang cukup kompleks. Setidaknya,
ada beberapa hal yang dipenuhi komputer-komputer dalam jaringan tersebut,
yaitu:
· Kartu
Jaringan (ethernet card)
· IP address
· Image Kernel
· dan File
system
Untuk
mengenali komputer-komputer dalam jaringan tersebut satu dengan lainnya,
terdapat informasi yang unik. Informasi unik tersebut didapatkan dari kartu
jaringan tersebut.
Setiap
kartu jaringan memiliki nomor unik yang berbeda satu dengan lainnya walaupun
jenis dan merk kartu jaringan sama. Nomor unik tersebut terdiri atas 48 bit
yang terdiri atas 6 blok bilangan hexa yang dipisahkan tanda titik dua. Pada
masing-masing blok terdiri atas 2 digit, misalnya 00:a0:24:2e:ba:be. Nomor unik
tersebut dapat juga disebut sebagai MAC atau hardware address
Untuk
mencapai bentuk diskless komputer client dianggap tidak mempunyai harddisk.
Dengan demikian, untuk mendapatkan file
system server, komputer client menggunakan nomor unik (MAC). Protocol yang
digunakan untuk menerjemahkan alamat ke hardware
ke IP address adalah BOOTP (boot
protocol) dan DHCP (Dynamic
Host Configuration Protocol). Dengan demikian, sebelumnya komputer
client diskless harus terdaftar dalam suatu database.
Ketika proses DHCP atau BOOTP dijalankan untuk mendapatkan IP address dan
informasi lainnya, komputer client harus men-download kernel yang terletak di
server. TFTP (Trivial File Transfer
Protocol), namun TFTP ukurannya lebih kecil dari FTP sehingga ikut masuk
ke ROM. TFTP menggunakan protocol UDP (User
Datagram Protocol) yang bekerja per blok sedangkan FTP menggunakan TCP (Transmission Control Protocol).
Ketika kernel berhasil di-download,
kernel kemudian melakukan inisialisasi perangkat keras komputer client yang
dimiliki. Akhirnya, komputer client membutuhkan file system root. Untuk itu
protocol NFS (Network File System)
diperlukan. Dengan NFS komputer client dapat menjalankan system server melalui
jaringan. Sebenarnya, proses tersebut berjalan di server namun outputnya di
komputer client. Secara sederhana, komputer client hanya menjalankan system
operasi yang telah di-download dengan bantuan protocol TFTP sedangkan file
system server tetap di server namun output-nya di client.
v Proses
Sistem Diskless
1.
Saat dinyalakan, komputer client mencari kernel di
disket atau EEPROM pada ethernet card
kemudian melakukan proses booting.
2.
Saat proses booting, komputer client akan segera
mencari DHCP Server ke jaringan local.
3.
Proses inetd pada server akan menjalankan DHCP daemon
untuk menanggapi permintaan komputer terminal/client.
4.
DHCP akan membaca proses dari konfigurasi file
/etc/dhcpd.conf dan mencocokkan alamat hardware (MAC) dari Ethernet card yang
melakukan proses. Jika alamat tersebut telah cocok maka DHCP akan mengirimkan
kembali informasi tersebut. Bagian informasi yang akan diberikan oleh DHCP
adalah:
· Alamat IP
dari komputer terminal tersebut
· Netmask dari
jaringan local
· Direktori
dari file booting
· Nama dari
kernel yang dikirim
5.
Setelah itu komputer client akan meminta informasi
dari DHCP server dan akan menkonfigurasi TCP/IP interface dari ethernet
card dengan parameter yang telah diberikan.
6.
omputer client akan mengirimkan permintaan TFTP ke
server untuk memulai mengambil kernel dari server.
7.
Setelah kernel diambil oleh komputer terminal/client,
PC client/terminal memulai untuk menjalankan kernel.
8.
Kernel akan segera dijalankan untuk melakukan
inisialisasi system dan semua perangkat keras yang terpasang pada komputer
terminal.
9.
Kernel akan memberikan semua permintaan pengirim DHCP
pada jaringan. Kode booting tidak memberikan informasi pada kernel, tetapi
kernel meminta informasi pada dirinya sendiri.
10. Server akan
memberikan tanggapan dengan mengirimkan paket informasi lainnya dan informasi
yang dibutuhkan kernel untuk dapat melanjutkan proses. Bagian informasi yang
diberikann adalah
·
Alamat IP
dikirimkan ke komputer terminal
·
NETMASK
setting untuk jaringan local
·
Mengaitkan
direktori root melalui NFS
·
Default
Gateway
·
DNS server
·
Hostname
komputer terminal (nama hostname
dimasukkan pada bagian pertama dalam bootptab).
Sistem file dari root akan
dikaitkan melalui NFS. Sistem file akan dikaitkan secara read only (hanya dapat dibaca),
karena banyaknya komputer terminal yang terhubung dan menjalankan system sistem
file yang sama dan dengan sistem file read only dapat dihindari modifikasi
sistem file root oleh kompter terminal/client.
11. Kontrol
hanya dapat dijalankan dari kernel ke ‘init’ proses.
12. Init akan
membaca file /etc/inittab dan memulai setting
up environment.
13. Salah satu
bagian pertama dalam file inittab adalah perintah rc.local yang akan
menjalankan komputer terminal dalam bagian ‘sysinit’.
14. Script
rc.local akan menulis sebesar 4 MB ramdisk untuk semua kebutuhan menulis dan
memodifikasi setiap saat.
15. Ramdisk ini
akan dikaitkan dalam kategori /tmp. Beberapa file membutuhkan untuk menulis
beberapa file sementara ke dalam direktori /tmp dan beberapa symbolic links dalam file. Sebagai
contoh, jika komputer terminal berjalan, komputer terminal akan mencoba untuk
memodifikasi permission dalam
/dev/tty0 dari bagian device. Jika bagiandevice
ada dalam direktori /dev, permissions
tidak bisa memodifikasi karena sistem file root adalah hanya bisa dibaca
(read only). Jadi, dibutuhkan symbolic links untuk semua file dan
membuat actual file/nodes dalam
direktori /tmp (berisi file sementara dan dapat di edit).
16. Mengaitkan sistem file /proc (sistem
file semua yang dapat ditulis diatas memory).
Digunakan untuk menginformasikan sistem biasanya tentang proses yang sedang
berjalan.
17. Konfigurasi loopback network interface.
18. Beberapa
direktori akan terbentuk dalam bagian sistem file /tmp yang akan digunakan oleh
beberapa file pada saat sistem berjalan. Direktori-direktori tersebut antara
lain adalah:
·
/tmp/compiled
·
tmp/var
·
/tmp/var/run
·
/tmp/var/log
·
/tmp/var/lock
·
/tmp/var/lock/subsys
19. File
/etc/XF86Config akan menghasilkan file konfigurasi dasar dalam
/tftpboot/lts/ltsroot/etc/lts.conf. Di dalam file konfigurasi tersebut terdapat
informasi tentang tipe mouse dan
X parameter kombinasi lain yang tercipta dari file config untuk X.
20. Script /tmp/start_ws akan terbentuk.
Script ini akan menentukan bilamana X Server akan berjalan, dan alamat IP dari
server berjalan pada XDM. Ini merupakan informasi dasar yang ada dalam file
/tftpboot/lts/ltsroot/etc/lts.conf.
21. File
/tmp/syslog.conf akan terbentuk. File ini akan memberikan informasi sys logd
daemon, host dari network akan dikirimkan beserta
informasi log-in. Syslog host adalah spesifikasi dalam file lts.conf Syslog
merupakan symbolic link /etc/syslog.conf
yang intinya berada pada file /tmp/syslog.conf.
22. Pada saat
syslogd daemon berjalan, daemon tersebut digunakan hanya untuk membuat file
config.
23. Kontrol
dijalankan kembali pada init. Init akan melihat initdefault yang dimasukkan
untuk menentukan level berjalan
pada runlevel mana.
24. Jika level
berjalan pada runlevel 3, shell
akan berjalan pada konsol (console).
Ini bagus untuk digunakan hal-hal mengenai trouble shooting.
25. Jika level
berjalan pada runlevel 5, /tmp/start_ws script akan diambil dari jaringan, yang
akan menghasilkan X Window, atau memulai menjalankan bagian telnet dari client,
berjalan pada konfigurasi semula, yaitu ‘UI_MODE’
26. Jika mode
GUI sebagai pilihan, X akan aktif dan akan memulai mengirim XDMCP antrian pada
server, akan muncul kotak dialog yang digunakan untuk login ke client.
27. Pada saat
user login, sebenarnya dia menjalankan proses pada server. Jadi, jika muncul
Xterm pada komputer terminal, proses sebenarnya sedang berjalan pada server,
dan tampilan gambar keluar pada komputer terminal.
Penggunaan Diskless
Dilihat dari cara
kerjanya, sistem ini cocok untuk mereka yang memiliki dua komputer atau lebih.
Dengan kata lain, sangat banyak banyak institusi yang bisa memanfaatkan
teknologi diskless, misalnya :
a.
Diskless
untuk warung Internet
Aplikasi yang tidak kalah menarik adalah
untuk warung Internet. Investasi yang jauh lebih murah dibandingkan dengan
investasi warnet biasa, dengan bermodalkan komputer lama, seperti pentium I di
sisi client yang tidak dilengkapi dengan media penyimpanan seperti
hardisk.
b.
Diskless untuk
rental komputer
Selain warnet, diskless
dapat diterapkan untuk penyewaan komputer untuk pengetikan naskah dan
mencetak di sekitar kampus ataupun sekolah. Jarang pelajar yang memiliki
komputer pribadi, sehingga memungkinkan mereka untuk menyewa komputer untuk
menyelesaikan tugas-tugas.
c. Diskless
untuk
perkantoran
Banyak instansi yang
masih memiliki komputer model lama seperti 486 ataupun pentium I dan pentium
II. Tentu untuk menjalankan aplikasi terbaru, komputer tersebut tidak dapat
melakukannya. Salah satu tindakan kreatif adalah menghubungkan
komputer-komputer tersebut dalam suatu jaringan diskless.
d. Diskless
untuk
swalayan dengan banyak kasir.
Teknologi ini sangat
cocok untuk pasar swalayan yang biasanya memiliki kasir yang cukup banyak.
e. Diskless
kampus
dan sekolah
f. Diskless
untuk
penelitian
Proyek
penelitian tidak harus menggunakan komputer yang cukup canggih guna membantu
mekanisme waktu kerja. Biaya tersebut dapat dialokasikan untuk keperluan yang
lebih penting. Cukup dengan satu server yang optimal dan komputer client dengan
spesifikasi rendah sehingga jika terjadi kerusakan pada komputer client tidak
terlampau maksimal.
1 komentar:
Artikelnya sangat memuaskan gan...thanks banget
Posting Komentar